Jumat, 24 Juni 2016

HTTPD dan Web Sederhana Pada Centos 6.4

Pada Centos 6.4, HTTPD (tepatnya httpd.conf) digunakan sebagai tempat konfigurasi Server Apache.


Berikut cara instalasinya :




 Berikut folder tempat httpd.conf terinstall (NB : tidak ada yang perlu diubah) :

HTML Sederhana
Sebuah situs web pasti memiliki tampilan. Berikut cara membuat tampilan tersebut menggunakan HTML :





Simpan, dan coba buka pada web browser.

BIND Centos 6.4

Suatu situs atau website tidak akan dapat diakses tanpa konfigurasi domain dan name server yang benar. Fungsi domain dan name server ini adalah menerjemahkan alamat host yang mudah di ingat ke dalam deretan angka unik atau yang sering disebut alamat IP. Ini yang membuat peran domain sangat vital dalam menyediakan kemudahan user untuk mengakses internet.

Implementasi BIND sebagai server DNS
DNS (Domain Name Server) bekerja pada konsep client-server. DNS diterapkan pada server terpusat yang disebut server DNS atau name server yang memiliki wewenang untuk mengelola beberapa nama domain dan mengacu kepada beberapa domain lainnya yang dikelola server DNS lain. Pada sistem Unix, BIND (Berkeley Internet Name Domain) menjadi software default sebagai paket DNS server dalam semua distribusi Linux.

Berikut adalah langkah-langkah untuk menginstall BIND pada Centos 6.4







  • Isi 'gedit endah.com.zone'



  • Isi 'gedit kasur.com.zone'



  • Isi 'gedit 6.168.192.zone'



  • Isi 'vi rndc.key'


Rabu, 13 April 2016

SSH (Secure Shell)

Pengertian
SSH atau Scure Shell adalah sebuah jaringan kriptografi untuk komunikasi data yang aman, login interface, perintah eksekusi jarak jauh, dan layanan jaringan lainnya antara 2 jaringan komputer. Komputer-komputer ini terkoneksi melalui saluran aman atau melalui jaringan yang tidak aman. Server dan Client masing-masing menjalankan SSH Server dan SSH Client.
SSH adalah aplikasi pengganti remote login seperti TELNET, rsh, dan rlogin, yang jauh lebih aman. Fungsi utama daripada aplikasi ini adalah untuk mengakses mesin secara remote. Sama seperti TELNET, SSH Client menyediakan user dengan Shell untuk remote ke mesin. Tidak seperti TELNET, SSH mneyediakan koneksi enkripsi antara klien dan server. Dalam prakteknya, penggunaan dengan TELNET atau SSH seperti perbedaan mengakses website biasa (http) dengan website yang terenkripsi atau lebih aman (https).

Manfaat
Dengan menggunakan SSH, User dapat bergerak bebas melalui struktur file akun hosting. User juga dapat menjalankan tugas seperti monitoring log file atau memulai dan menghentikan service. Bahkan user juga dapat menggunakannya untuk menginstall software ke akun hosting pribadi atau me-manage database. SSH menginjinkan user untuk melakukan banyak hal yang lebih dari sekedar yang disediakan standard web.

Keuntungan
SSH mengijinkan untuk mengenkripsi data, sehingga kemungkinan malicious file tidak dapat mengakses file dari luar, serta informasi user dan password. SSH juga memungkinkan untuk menembus protokol lain seperti FTP. Berikut beberapa hal spesifik perlindungan-perlindungan yang diberikan SSH:

1. DNS Spoofing
Penyerangan hacking jenis ini dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam Domain System dimana nameserver menyimpan cache database. Hal ini akan mengakibatkan nameserver kembali ke IP yang salah sehingga dapat mengalihkan transfer data ke komputer lain.

2. Manipulasi Data
Penyerang memperoleh atau merubah data pada perantara sepanjang rute jaringan. Hal ini sering dilakukan pada router dimana data masuk dari gateway atau pos pemeriksaan di jalan ke tujuan.

3. IP Address Spoofing
IP Spoofing bekerja dengan menyembunyikan alamat IP dengan membuat paket IP yang berisi alamat IP palsu dalam upaya untuk meniru koneksi lain dan menyembunyikan identitas ketika Anda mengirim informasi.

Domain Name System (DNS)

Pengertian
Domain Name System atau DNS adalah Distribute Database System yang digunakan pada pencarian nama komputer (name resolution) pada rangkaian yang menggunakan TCP/IP. DNS merupakan sebuah aplikasi service yang biasa digunakan di dalam Internet, seperti Web Browser atau e-mail yang menerjemahkan sebuah domain ke dalam IP Address.

Kelebihan DNS

  • Mudah; DNS sangat mudah karena user tidak lagi dipersulit untuk mengingat IP Address suatu komputer dan cukup host-name-nya saja.
  • Konsisten; IP Address suatu komputer boleh berubah, tetapi host-name tidak boleh berubah.
  • Sederhana; DNS mudah untuk dikonfigurasi(bagi admin).
Kekurangan DNS
User tidak dapat menggunakan nama banyak untuk mencari nama domain, baik di internet maupun di intranet.

Fungsi DNS
Fungsi daripada DNS adalah menerjemahkan nama komputer ke dalam IP Address (memetakan nama komputer menjadi IP Address).

Prinsip Kerja
DNS bekerja dengan konsep Server-Client. Sebuah komputer yang menjalankan fungsi Server disebut "DNS Server" atau "Nameserver", sedangkan komputer lain yang meminta penerjemahan dari hostname ke IP Address disebut "DNS Client".

Struktur Hierarki
Struktur Hierarki dari DNS mirip dengan struktur hierarki direktori pada sistem operasi Linux. Seluruh database digambarkan sebagai sebuah struktur "pohon terbalik" (tree) dimana pada puncaknya disebut sebagai root node. Pada setiap node di dalam tree tersebut memiliki keterangan (label) di dalamnya, seperti .org, .com, .edu, .net, dan lain-lain, yang relatif terhadap puncaknya (parent). Setiap node ini merupakan root dari subtree, atau pada sistem file Linux merupakan root direktori dari sebuah direktori. Pada sistem DNS, hal ini disebut dengan nama domain.

Pengelolaan DNS
Pengelolaan DNS biasanya menggunakan Server terpusat yang disebut sebagai DNS Server atau nameserver yang memiliki wewenang mengelola beberapa nama domain dan mengacu ke beberapa domain lainnya yang juga dikelola oleh DNS Server lain.
Ketika komputer Client meminta informasi IP Address suatu hostname ke DNS Server/nameserver (biasanya lewat port 53), kemudian DNS Server mencoba menerjemahkan berdasarkan Library Resolvernya, apakah hosting yang ditanyakan merupakan nama domain yang dikelola nameserver tersebut. Nameserver ini akan memberi jawaban berdasarkan cache dari data yang pernah ditanyakan sebelumnya dan berhasil dijawab. Jika nameserver belum memiliki jawaban dalam cache-nya, maka nameserver akan melakukan proses recursive resolution, yakni akan bertanya mulai dari root untuk meminta referensi nameserver yang manakah yang merupakan pengelola domain tersebut, hingga menghubungi authoritative nameserver untuk menentukan berapakah IP Address dari hostname yang ditanyakan tersebut. Proses yang sama juga akan dilakukan untuk kebalikannya, yakni klien menanyakan hostname dari suatu IP Address.

Minggu, 10 April 2016

DHCP

DHCP merupakan satu protokol pada jaringan yang dapat memberikan atau meminjamkan IP address terhadap host yang berada dalam satu jaringan secara otomatis. Dalam sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP, untuk memberikan konfigurasi terkait pengalamatan komputer / host harus dilakukan secara manual. Namun tidak demikian jika sudah dipasang DHCP pada jaringan lokal. Pemberian IP address untuk setiap komputer tidak perlu dilakukan secara manual, karena sudah ada sistem yang memegang tanggung jawab tersebut.

DHCP Server
DHCP Server Configuration Protocol (IP address) disediakan oleh server untuk diberikan pada Client yang meminta / me-request IP. IP address yang diberikan ditentukan oleh server. Pemberian jatah IP bisa dilakukan dalam hitungan menit, jam, hari, dan bulan, serta diberikan juga dengan disertai netmask, gateway, dan DNS Server. Semua tergantung daripada pengaturan pada Server.

DHCP Client
Pengannturan protokol IP address dilakukan pada Client, apakah mode static maupun dynamic. DHCP Client meminta Server untuk memberkan IP. Sebelum Client mendapatkan IP dynamic, Client terlebih dahulu me-request ke Server yang ada pada jaringan tersebut, dan Server melakukan pemeriksaan terhadap Client yang meminta IP  dynamic tersebut. Jika sesuai dan diperbolehkan maka Client mendapat IP address yang dikirimkan oleh Server.

Cara kerja DHCP Server/Client Pada Jaringan

1. IP Least Request
Tahap pertama ini merupakan tahap dimana sang Client dalam jaringan meminta IP address yang tersedia pada DHCP Server.

2. IP Least Selection
DHCP Server mendengar Broadcast dari Client yang baru terhubung dalam jaringan tadi. kemudian DHCP Server memberikan penawaran terhadap Client berupa IP address.

3. IP Least Selection
Client memiliki penawaran DHCP Server yang pertama diterima dan kembali melakukan Broadcast dengan message menyetujui permintaan tersebut pada DHCP Server.

4. IP Least Acknowledge
DHCP Server memberi konfirmasi IP kepada  kepada Client dengan sebuah acknowledgement. Kemudian Client melakukan inisialisasi dengan mem-binding nomor IP tersebut dan Client  dapat bekerja pada jaringan tersebut.

Fungsi DHCP

  • Mendistribusikan IP address secara otomatis kepada Client yang terhubung.
  • Memberikan kemudahan bagi seorang network administrator dalam mengelola jaringan komputer, karena IP address diberkan secara otomatis.
  • Selain memberikan IP dynamic, juga bisa memberikan IP static pada Client yang terhubung.
  • Kemudahan dalam proses komunikasi data antarkomputer.
Kelebihan DHCP

  • Memudahkan dalam transfer data pada PC Client lain atau PC Server.
  • Memungkinkan Client menggunakan alamat IP yang tidak bisa dipakai oleh Client lain.
  • Memungkinkan Client menggunakan 1 alamat IP untuk jangka waktu tertentu
  • Menghemat tenaga dan waktu pemberian IP
Kekurangan DHCP

  • Semua pemberian IP tergantung pada Server.
  • Suatu komputer tidak dapat menggunakan IP address yang sama apabila komputer tersebut terputus jaringan dan ada komputer lain yang memakai IP tersebut, mengakibatkan susah dilacak.